SISTEM EKSKRESI
MAKALAH BIOLOGI
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
DISUSUN OLEH: NURULIA SINTA DEWI (XI
IPA 2)
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
SMA NEGERI 2 WONOSARI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SISTEM EKSKRESI
PADA MANUSIA
1.
PENGERTIAN
SISTEM EKSKRESI
Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa
metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa zat sisa itu berupa
urine(ginjal), keringat(kulit), empedu(hati), dan CO2(paru-paru).
Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan
mengganggu bahkan meracuni tubuh.
2.
ORGAN-ORGAN
PENYUSUN SISTEM EKSKRESI
A.
KULIT
Kulit
adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit merupakan
lapisan sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa milimeter.
Fungsi
kulit:
- Alat pengeluaran(ekskresi) dalam bentuk keringat.
- Pelindung tubuh dari gangguan fisik(sinar, tekanan, dan suhu), gangguan biologis(jamur), dan gangguan kimiawi.
- Mengatur suhu badan.
- Tempat pemberntukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
- Tempat menyimpan kelebihan lemak.
- Sebagai indra peraba
Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
1) Kulit Ari (Epidermis)
Merupakan bagian terluar yang sangat tipis. Kulit ari
tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum
korneum), lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum
germinativum.
Lapisan tanduk (stratum korneum) berada
pada bagian yang paling luar. Lapisan tanduk
merupakan jaringan mati dan terdiri atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini
sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan ini
berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman
penyakit.
Lapisan granula (stratum granulosum)
terletak di bawah lapisan tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati dan kemudian terdorong ke atas
menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan ini terdapat pigmen melanin yang
memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.
Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam, sawo
matang, atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit,
orang tersebut dikenal sebagai orang albino.
Stratum
germinativum tersusun atas dua lapisan sel. Lapisan
atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini akan
terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel
baru yang dibuat oleh sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum basal).
2)
Kulit Jangat (Dermis)
Lapisan dermis lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis.
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat
terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera),
kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu,
terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba
dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini),
peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula
meissner), dan peraba nyeri.
Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebutsebum yang
berguna untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung
rambut terdapat pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar
rambut sehingga rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut.
Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot rambut berkontraksi sehingga
rambut menjadi tegak.
Kelenjar keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang
dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung,
dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah
inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air,
larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat
melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori
kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas atau dingin),
aktivitas, makanan, atau minuman.
3)
Jaringan
bawah kulit (subkutaneus)
Pada jaringan ini terdapat lemak yang berfungsi menahan panas tubuh dan
melindungi tubuh bagian dalam dari benturan.
B.
PARU-PARU
Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat
pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2)
dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru
adalah meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh
tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.
C.
GINJAL
Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm,
beratnya kurang lebih 170 gram, dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal
berjumlah 2 buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal bagian kiri letaknya lebih
tinggi daripada ginjal bagian kanan.
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk air seni
(urin). Urin mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal tersusun
atas kulit ginjal (korteks),sumsum ginjal
(medula), dan rongga ginjal (pelvis).
Pada kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi
sebagai alat penyaring darah. Korteks mengandung lebih kurang satu juta nefron.
Setiap nefron tersusun atas badan malphighi dan saluran
panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun
atas glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus
merupakan untaian pebuluh darah kapiler tempat darah disaring. Glomerulus
dikelilingi oleh kapsul Bowman.
Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus
kolektivus. Lengkung henle adalah bagian tubulus yang melengkung pada
daerah medula dan berhubungan dengan tubulus proksimal dan tubulus distal. Bagian
lengkung henle ada dua, yaitu lengkung henle yang melengkung ke atas (ascenden) dan
lengkung henle yang melengkung ke bawah (descenden). Tubulus-tubulus
ini mengalirkan urin ke rongga ginjal. Kemudian urin dialirkan melalui saluran
ginjal (ureter) dan ditampung dalam kantong kemih.
Telah dikemukakan di atas bahwa cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi
adalah dengan menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam
darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan darah hingga terbentuk
urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi),
dan pengumpulan (augmentasi).
a. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal
melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar
dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Membran glomerulus dan
kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecil
sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari
glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulusatau urin
primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino,
dan garam mineral.
b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula,
vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna
tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar
tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin
sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu
yang memberi warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion
hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder
sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah
ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian,
urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga
ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).
d. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan
tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa
ingin buang ir kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing
(uretra). Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air
melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin, badan kita tidak
berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui urin
sehingga kita sering buang air kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas, badan
kita banyak mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil.
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri atas (95%) air
dan zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan
sisa-sisa perombakan protein: bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl),
zat warna empedu yang menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang
berlebihan di dalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon.
Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein,
berarti terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus. Jika urin
mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan
sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada tubulus ginjal,
tetapi dapat pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di dalam darah sehingga
tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat
glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh terhambatnya proses
pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya produksi hormon insulin terhambat.
Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, dapat
disimpulkan bahwa ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal
berfungsi untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang
zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di
dalam darah.
D.
HATI
Hati
mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral,
dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna
empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin.
Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan.
Zat warna
empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel
darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi
urobilin yang berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin.
Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea
kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya,
dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
KELAINAN, TEKNOLOGI, DAN GAYA HIDUP
SEHAT PADA SISTEM PENCERNAAN
A.
KELAINAN PADA SISTEM EKSKRESI MANUSIA
Kelainan dan penyakit yang menyerang
sistem ekskresi dapat disebabkan oleh banyak hal. Misalnya virus, bakteri,
jamur. Beberapa kelainan pada sistem ekskresi antara lain sebagai berikut:
1.
Gangguan Pada Hati
a)
Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang
umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin
hepatitis, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan
penderita hepatitis, dan tidak menggunakan jarum suntik untuk pemakaian lebih
baik satu kali. Penderita hepatitis mengalami perubahan warna kulit dan putih
mata menjadi berwarna kuning. Urine penderita pun berwarna kuning, bahkan
kecokelatan seperti teh.
b)
Sirosis Hati
Sirosis hati adalah kelainan pada
hati yang ditandai dengan timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel normal
hati. Sirosis hati sering terjadi pada peminum alkohol, keracunan obat-obatan,
infeksi bakteri, serta komplikasi hepatitis. Karena hati merupakan organ yang
mempunyai banyak fungsi vital, sirosis hati akan menimbulkan beberapa akibat,
antara lain gangguan kesadaran, koma, dan bahkan kematian. Pengobatan sirosis
hati ditujukan pada penyebab utamanya, pemulihan fungsi hati sampai
transplantasi hati.
2.
Gangguan Pada Ginjal
a)
Gagal Ginjal
Gagal ginjal
adalah ketidakmampuan ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat yang
seharusnya dapat dikeluarkan melalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah.
Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di
dalam darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan
mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis.
Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis
ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi
(cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan
antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.
b)
Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis)
adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah
melebihi normal karena kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan
dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak diatasi dengan
penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa dapat
diatasi dengan mengatur diet, olahraga, dan pemberian obat-obatan penurun kadar
glukosa darah.
c)
Albuminuria
Albuminuria
adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita
mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia
karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari
darah. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan
ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan
protein, penyakit ginjal, dan penyakit hati.
d)
Nefrolitiasis
Nefrolitiasis
(batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya
batu pada ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya mengandung
garam kalsium (zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut
dalam urine tinggi yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan pada ureter.
Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal
masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu
ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan
kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang
suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
e)
Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada sistem
ekskresi yang ditandai dengan peradangan ginjal, khususnya nefron. Proses
peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian menyebar ke jaringan
sekitarnya.
3.
Gangguan Pada Paru-paru
a)
Kanker Paru-paru
Kanker
paru-paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian
besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru,
namun kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh
lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker paru-paru merupakan penyebab utama
dari kematian akibat kanker.
b)
Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran
pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk
jaringan parut yang luas. Menghirup serat asbes dapat menyebabkan terbentuknya
jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk
fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya.
c)
Pneumonia
Pneumonia adalah sebuah
penyakit pada paru-paru di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab
menyerap oksigen dari atmosfer menjadi inflame dan terisi
oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab,
termasuk infeksi olehbakteria, virus, jamur,
atau parasit.
d)
Bronkitis
Bronkitis adalah suatu peradangan
pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit
ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi
pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau
penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis dapat bersifat serius.
4.
Gangguan Pada Kulit
a)
Jerawat
Jerawat adalah kondisi
abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous
gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit.
Peradangan pada kulit terjadi jika kelenjar minyak memproduksi minyak kulit
(sebum) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar
minyak dan pembentukan komedo (whiteheads) dan seborhoea.
Apabila sumbatan membesar, komedo terbuka (blackheads) muncul sehingga
terjadi interaksi dengan bakteri jerawat.
b)
Simptom
Simptom adalah sejenis penyakit
yang disebabkan tungau,
disebut scabies, termasuk penyakit kulit yang sangat menular lewat
kontak dengan kulit
atau tidur di ranjang yang sama atau menggunakan handuk yang sama dengan orang
yang terinfeksi. Ruam merah gatal pada kulit adalah reaksi alergi terhadap tungau.
c)
Eksim
Eksim adalah istilah
kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi.
Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah
tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik
atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak
terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun.
d) Kanker Kulit
Dari semua jenis kanker, kanker
kulit adalah jenis kanker yang paling sering dijumpai. Paparan terhadap sinar
matahari yang berlebihan dapat memicu timbulnya kanker kulit. Penyakit ini
lebih sering menyerang orang dengan kulit berwarna terang yang lebih sensitif
terhadap sinar matahari. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan tabir
surya atau membatasi lamanya kulit terpapar sinar matahari.
e) Biang Keringat
Biang keringat terjadi karena
kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang
secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya
bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga
dapat menyebabkan biang keringat. Biasanya anggota badan yang terserang biang
keringat yaitu daki, leher, punggung, dan dada.
f) Ringworm
Penyebab ringworm dapat menginfeksi
kuku dan kulit kepala. Ciri dari infeksi jamur ini adalah membentuk bekas
melinkar di kulit. Penyakit ini dapat dikurangi dengan menggunakan obat jamur.
Karena disebabkan oleh jamur, cara yang paling tepat untuk mencegah penyakit
ini dengan menjaga kebersihan diri dan menjaga agar kulit tetap kering dan
tidak lembab.
B.
TEKNOLOGI
YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM EKSKRESI
Ada beberapa teknologi yang
berhubungan dengan sisitem ekskresi. Teknologi itu antara lain:
1. Test Pack Hepatitis
Selama ini orang hanya
tahu untuk mendeteksi penyakit hepatitis melalui tes darah di laboratorium yang
harganya sangat mahal. Karenanya banyak orang yang tidak pernah melakukan
pemeriksaan. Diharapkan dengan adanya alat tes hepatitis yang cepat dan murah,
seseorang bisa mendapatkan perawatan lebih awal.
2. Radioterapi
Radioterapi adalah
sebuah teknik terapi bagi para penderita kanker. Radioterapi telah mengalami
teknik radiasi yang berkembang dari sejak pertama kali diperkenalkan sampai
saat ini. Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
a) Mengobati
Banyak kanker yang dapat
disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan
pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.
b)
Mengontrol
Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk
mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil
dan berhenti menyebar
c)
Mengurangi gejala
Selain untuk mengontrol
kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita
kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
3.
Hemodialisis
Hemodialisis adalah
salah satu pengobatan gagal ginjal, bila jiwa telah terancam oleh gagal ginjal. Tujuan untuk mengambil atau mengeluarkan cairan yang
berlebihan dan sisa metabolisme yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Prinsipnya adalah darah pasien dialirkan melalui pipa
dengan dinding membran semi permeabel → ginjal artifisial → transfer
toksin dan cairan: air, molekul kecil menembus dinding, molekul besar (protein)
tidak.
4. Scanning Laser Hair Removal System
Laser hair removal
bekerja dengan mengirimkan sinar laser ke folikel rambut dengan energi yang
cukup untuk menghancurkan akar, tanpa mempengaruhi daerah sekitarnya. Bekerja
pada kulit kepala yang bermasalah.
C.
GAYA HIDUP SEHAT UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
Banyak yang dapat kita lakukan untuk
hidup secara sehat supaya dapat terhindar dari berbagai macam penyakit pada sistem
ekskresi. Gaya hidup sehat yang dapat kita lakukan diantaranya:
1.
Olah Raga
Untuk menghindari penyakit pada
sistem ekskresi dapat dilakukan olah raga secara rutin dan teratur. Olah raga
yang teratur (tidak terlalu berat) akan lebih berdampak positif bagi tubuh
dibandingkan dengan olah raga berat namun tidak teratur. Misalnya, melakukan
jalan santai setiap pagi atau bersepeda 1-2 jam setiap minggu.
2.
Mengurangi Makanan yang Berlemak
Makanan berlemak akan menyebabkan
kandungan kolesterol dalam darah meningkat. Untuk itu, sebaiknya mengonsumsi
makanan yang mengandung lemak jangan sampai berlebihan.
3.
Mengonsumsi Air Putih
Mengonsumsi air putih yang cukup,
menghidari konsumsi jamu atau herbal yang tidak jelas, menghidari konsumsi
obat-obatan secara sembarangan (tanpa resep dokter) merupakan hal sederhana
yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi munculnya penyakit ekskresi
terutama pada ginjal.
4.
Berhenti Merokok
Dilihat dari sudut pandang manapun
merokok akan selalu merugikan tubuh. Karena rokok dengan kandungan nikotinnya
dalam proses jangka waktu lama akan merusak organ-organ penting tubuh, baik
paru-paru, kulit, jantung maupun ginjal.
5.
General Checkup
Gagal ginjal dapat dicegah melalui
pemeriksaan kesehatan (medical checkup) secara rutin, termasuk pemeriksaan urin
dan darah. Memeriksakan gangguan ginjal seperti kencing batu, prostat dapat
mecegah munculnya gagal ginjal.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://tugas-biologi-arifiani.blogspot.com/2013/05/kelainan-teknologi-dan-gaya-hidup-sehat_7882.html
Tidak ada komentar: